Selamat datang di Blog Pribadi Untuk Sosial Dan Semua

Makna Kata dari Barakallah

20 Mei 20140 komentar



Barakallah artinya Allah Memberkahi. Sering kali saya mendengar orang-orang mengucapkan itu ketika orang lain mendapatkan kebahagiaan dan rejeki. Misalnya saja dalam acara pernikahan, diucapkan doa kepada kedua mempelai: barakallahu wa barakaa alaika wa jamaa bainakuma fii khair Mengapa kita perlu mendoakan keberkahan kepada orang lain? Di agama lain pun, juga diucapkan Tuhan Memberkati.
Di dalam semua yang berkah, ada kepuasan, kecukupan, dan kelapangan hati. Pernahkah kita melihat orang yang sudah berkelimpahan harta, tetapi masih tidak puas dan ingin menambah terus? Apa sih yang kurang lagi kok dia masih belum puas juga? Sudah punya satu rumah, pengen rumah yang lain. Sudah punya mobil, masih mau nambah lagi. Sudah punya gadget keren, masih mengincar gadget lain. Tak ada puasnya sama sekali. Saking tak puasnya, segala jalan ditempuh untuk memperoleh rejeki, sekalipun itu harus melalui jalan yang haram berupa korupsi, mengambil hak orang lain, dan sebagainya.
Pasangan suami istri pun demikian pula. Sudah memiliki suami yang baik dan bertanggungjawab, masih tergoda lelaki lain. Sudah ada istri yang indah dipandang, masih tertarik rumput tetangga. Pernikahan yang barakah akan menghadirkan sakinah, mawaddah, dan warrahmah. Merasa cukup dengan suami atau istri yang sudah mendampingi, tak akan melirik yang lain, sebab Allah memberkahi.
Itulah makna barakallah. Apabila harta yang kita miliki diberkahi oleh Allah, kita akan merasa puas dan senantiasa bersyukur.
Perasaan kurang akan membuat kita kufur nikmat. Kita merasa rejeki masih kurang, sehingga bertanya kepada Allah, mengapa Dia tak memberikan kita rejeki yang banyak? Maka, ucapkanlah barakallah setiap kali ada yang mendapatkan rejeki. Agar di dalam rejeki itu terdapat keberkahan yang memunculkan rasa puas, cukup, dan syukur. Dan ingatlah, jika kita belum merasa puas dan cukup dengan rejeki yang sudah didapatkan, mungkin rejeki itu belum memberikan keberkahan.
Mungkin ini jawaban dari mengapa seseorang yang sedang ramai dibicarakan di televisi karena kasus suap itu tetap melakukan tindakan tak terpuji, meskipun gaji per bulannya mencapai 300 juta. Bayangkan, gaji sebesar itu masih belum cukup sampai harus korupsi??? Apa sih yang mau dibeli dengan uang trilyunan? Sementara orang lain di negara ini harus mencukup-cukupkan diri dengan uang makan sehari Rp 3.000. Begitulah memang, harta tak pernah mengenyangkan. Di dalam Al Quran pun, Allah sudah menyebutkan di QS; At Takatsur, “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu hingga kamu masuk ke dalam kubur.”
Hidup di dunia ini hanya persinggahan dan tempat menyiapkan bekal ke alam selanjutnya. Itu bagi orang yang percaya. Karena itu, harta hanyalah fasilitas sementara untuk bertahan hidup, bukan untuk ditimbun. Ya, tapi sekali lagi, itu bagi orang yang percaya. Maka, saya yakin, para koruptor bukan termasuk golongan orang-orang yang percaya (beriman). Dan di dalam harta mereka tak ada keberkahan sehingga masih terus menimbun-nimbun harta.
Naudzubillahimindzalik

Qye Ducky Ibnu Zeeyah
Share this article :

Posting Komentar

Komentar Kritik dan Saran yang Membangun sangat Berarti bagi Kami.
Terimakasih sudah mampir di Blog yang Sederhana ini :D
Mohon untuk LIKE Pane Fage Pondok Yatim Daarussalam di Pojok Kanan Atas. Terimakasi..

 
Support : Qye Ducky | Creating Website | Qye Course | Masduki | PAYTREN YUSUF MANSUR
Copyright © 2016/1437.H qyeowner.com - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Masduki Ibnu Zeeyah
Proudly powered by Blogger