Apabila kita cermati fenomena kehidupan
disekitar kita, patut kiranya untuk direnungkan ketika kita melihat seorang
Muslim yang taat melakukan ibadah ritual (saleh secara ritual) seperti telah
membaca syahadat, shalat dilakukan dengan baik, puasa Ramadhan dilaksanakan
sebulan penuh, zakat ditunaikan sesuai nishab, haji juga dilakukan dengan
tatacara manasik yang benar, seluruh rukun iman telah dilakukan sesuai yang
diajarkan oleh Rasulullah s.a.w. . Akan tetapi kesalehan ritual orang ini tidak
diiringi dengan kesalehan sosial yang tercermin dalam kehidupannya seperti
tidak bisa bermasyarakat dengan baik,
mempunyai kepekaan sosial yang rendah terhadap
lingkungan sekitar, cenderung “ hanya “ memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri
sendiri, keluarga maupun kelompoknya, ekslusif menutup diri terhadap pergaulan
dengan tetangga dan masyarakat sekitar, ataupun sebagai seorang elemen masyarakat
mereka tidak amanah dan menjalankan tugas profesinya dengan benar. Apakah
gerangan yang salah dengan ini ?
Ada sisi kontradiksi yang mungkin menjadi bahan
pertimbangan orang-orang yang “memprioritaskan” berperilaku saleh secara ritual
saja , karena banyak hal dalam kehidupan yang termasuk merusak amal seseorang
malah didominasi oleh perkara-perkara yang tidak mungkin menghindari interaksi
sosial. Kekikiran, mengikuti hawa nafsu dan kebanggaan terhadap diri sendiri
ketiganya sangat terkait erat dengan masalah-masalah sosial yang berhubungan
dengan orang lain.
Sedangkan disisi lain orang yang perilakunya
baik di masyarakat , baik secara sosial, akan tetapi karena dia tidak memiliki
dasar landasan keimanan yang kuat, maka orang tersebut tidak bisa dikatakan
mempunyai kesalehan ritual.
Bangsa Jepang dengan
semangat restorasi Meiji nya telah berhasil membangun karakter bangsa
sedemikian rupa hingga seperti sekarang ini , dengan semangat “gambate” mereka
menjadi bangsa yang maju secara fisik dan maju secara budaya. Nilai-nilai
tradisional mengiringi nilai-nilai modernisasi tercermin dari perilaku
sehari-hari mayoritas masyarakat Jepang, simbol kemajuan dalam bentuk
pemanfaatan teknologi digital untuk membantu aktifitas kehidupan tetap diiringi
dengan sikap jujur, hormat dan santun , komitmen dan tanggung jawab terhadap
profesi maupun lingkungan . “Warung/Toko Kejujuran” yang sedang menjadi “
trend” praktek kejujuran disekolah-sekolah percontohan di Indonesia saat ini,
adalah sesuatu yang sudah “usang” bagi masyarakat Jepang, mereka sudah lama mempraktekkan “berjualan “ tanpa penjaga baik
disekolah maupun dipusat- pusat keramaian. Etos
kerja yang patut diacungi jempol, sikap kesetiaan untuk melayani ala “geisha”
maupun kesetiaan untuk melindungi ala “ samurai” merupakan salah satu nilai
plus perilaku masyarakat Jepang. Dari fenomena ini nampak jelas bahwa kesalehan
sosial dipraktekkan oleh orang -orang Jepang
Lalu bagaimana sikap
kita sebagai seorang Muslim ?Dalam kondisi ideal kesalehan ritual dan sosial
adalah ibarat dua mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Seharusnya
kesalehan ritual mampu membuat orang menjadi shaleh sosial dan shaleh sosial
muncul karena intensitasnya melakukan ritual. Tidak ada aspek ritual
transendental yang lepas dari orientasi sosial. Kesalehan ritual dan sosial
harus selalui terintegrasi di manapun dan kapan pun., dalam bahasa agamanya
adalah menyinergikan antara habl minallah dan habl minannaas.
Agama Islam adalah
agama satu-satunya di dunia ini yang sempurna, karena tidak hanya mengajarkan
hal-hal yang bersifat spiritual, bersifat ibadah maghdhah atau ibadah ritual ,
hablum minallah saja yaitu mengatur hubungan seorang hamba terhadap penciptanya,
tetapi Islam justeru lebih banyak mengajarkan hablum minan naas (hubungan
seorang hamba dengan hamba yang lain) ,sesuai dengan profesinya.
Dalam Al – Qur'an
sendiri, ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits yang berbicara tentang ritual ibadah mahdhah, tidak lebih dari 20 %. Sementara 80% dari ayat-ayat
Al-Qur’an dan Hadits Nabi s.a.w., justeru berbicara tentang masalah sosial,
yang membahas tentang aturan manusia berinteraksi dengan manusia yang lain,
dalam berbagai segment dan profesinya.
Nabi Muhammad SAW,
memberikan contoh keseimbangan antara 2 kesalehan ini , beliau tidak hanya
menghabiskan waktu untuk berzikir saja. Baik pada periode Makkah maupun
Madinah, beliau bekerja keras mendakwahkan Islam, membina mental sahabat,
membentuk kader, membangun masyarakat, memimpin perang, mengatur strategi,
membuat perundingan, dan lain-lain. Konsep ajaran Rosulullah SAW, terbukti bisa
menjadi solusi problema kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sebagaimana yang
pernah dipraktekkan beliau semasa hidup.
Dalam skala makro kenegaraan, fenomena umat
masa kini yang lebih “ miris” adalah praktek berkehidupan dalam berbagai aspek
yang mengabaikan konsep kesalehan sosial menurut ajaran Islam, akan tetapi
lebih condong kepada ajaran dunia Barat yang anti terhadap Islam.
Dalam bidang ekonomi, kiblat ekonomi kapitalis
ala Barat yang jelas-jelas terbukti mengeksploitasi golongan lemah malah
menjadi acuan kita, karena khawatir tidak mendapatkan untung besar . Dalam bidang pendidikan, pendidikan Barat yang terbukti berdampak
terhadap dekadensi moral dalam keluarga seperti menyebabkan anak tidak hormat
kepada orang tua, isteri tidak patuh kepada suami dan lain sebagainya. Juga
dalam pergaulan, pergaulan ala Barat-lah yang ditiru, muda mudi dari keluarga
muslim terlibat pergaulan bebas yang keluar jauh dari norma-norma Islam. Begitu
juga dalam hal politik yang merujuk kepada politik dengan mengatas namakan
demokrasi dan kebebasan berekspresi yang mencerminkan interaksi sosial ala
Barat.
Indonesia sebagai negara dengan mayoritas
penduduk Muslim terbesar didunia, walaupun sudah merdeka puluhan tahun lalu
akan tetapi tetap akan menjadi negara berkembang, dan tidak akan pernah menjadi
negara maju padahal kita kaya akan sumberdaya alam, selama kita umat Muslim
tidak ikut serta berperan dalam pembangunan bangsa, dengan bersama-sama
menyatukan energi melalui kesalehan ritual dan kesalehan sosial
Maha suci Allah yang telah menjadikan manusia
beragam, baik dari sisi penampilan fisik maupun tingkah laku, karena semua itu
diciptakan sebagai potret nyata pustaka pembelajaran dan cermin bagi manusia
untuk berkaca guna menentukan pilihan jalan kehidupan, Iqra... ! Bacalah
ayat-ayat Allah yang tersurat dan Ayat-ayat Allah yang tersirat dibalik
tanda-tanda alam dalam kampus kehidupan , semata-mata hanya untuk meningkatkan
kapabilitas fikir dalam rangka menyempurnakan kualitas iman dan taqwa kepada
Allah.
https://www.facebook.com/AqilaTambun?bookmark_t=page
https://www.facebook.com/pages/Pondok-Yatim-Daarussalam/146836378807157?ref=hl
https://www.facebook.com/PrismaDaarussalam?ref=hl
Posting Komentar
Komentar Kritik dan Saran yang Membangun sangat Berarti bagi Kami.
Terimakasih sudah mampir di Blog yang Sederhana ini :D
Mohon untuk LIKE Pane Fage Pondok Yatim Daarussalam di Pojok Kanan Atas. Terimakasi..