Eksistensi umat
Islam laksana ikatan sapu lidi. Apabila terlepas satu atau beberapa batangnya,
maka ikatannya akan longgar. Ia mudah dipatahkan dan dicerai-beraikan. Umat
Islam harus satu visi dan misi supaya tercipta kekuatan yang mahadahsyat.
Karena itu, diperlukan kesalehan antarpersonal dengan Tuhannya, dan kesalehan
di antara individu itu sendiri.
"Dia
(Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu, dan (begitu
pula) dalam (Alquran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan
supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu,
Dialah sebaik-baik pelindung dan Sebaik-baik penolong ." (QS al-Hajj [22]:
78).
Ayat ini menekankan
setiap Muslim untuk membangun kesalehan diri dan kesalehan sosial secara linier
dan berkesinambungan. Tujuannya, agar senantiasa umat Islam berada dalam
kemenangan, sebagaimana yang tecermin dalam rukuk dan sujud sebagai bentuk
pengabdian tertinggikepadaAllahSWT.
Sedangkan
maksud "tunaikanlah zakat" adalah supaya manusia bisa saling
merasakan kekurangan yang dialami sesamanya, dan itu merupakan cermin kesalehan
sosial.
Di antara
keduanya, mana yang harus didahulukan? Pohon tumbuh karena ada akar terlebih
dahulu. Sebelum berdiri tegak sebuah pohon, akar menancap dulu di bawah tanah.
Ini berarti, sebelum kesalehan sosial terbentuk, maka tiap-tiap insan harus
terlebih dahulu memperkuat kesalehan personalnya. Misalnya, dalam perintah
shalat, tujuannya adalah menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.
Sudah semestinya, orang yang mendirikan shalat, akan mencerminkan
dirinya sebagai seorang yang saleh, atau saleh diri. Kesalehan diri ini
akan berimplikasi pada
kesalehan sosial (tidak berbuat sesuatu yang merugikan orang lain).
kesalehan sosial (tidak berbuat sesuatu yang merugikan orang lain).
"Dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar." (QS Al-Ankabut [29]: 45).
Rasulullah SAW
menggambarkan bahwa ada seorang wanita yang sangat terjaga kesalehan
personalnya, namun ia masuk dalam neraka. Hal ini disebabkan oleh kesalehan
personal (dirinya) tidak dibarengi dengan kesalehan sosial.
Artinya,
seorang Mukmin tidak cukup hanya mendirikan shalat, mereka juga harus membayar
zakat, bersedekah, berinfak, membantu orang yang kekurangan, dan perbuatan
sosial lainnya. Inilah integrasi antara kesalehan ritual (diri) dengan
kesalehan sosial. Dengan konsep ini, niscaya akan terbentuk sebuah komunitas
Muslim yang rahmatan lil'alamin.
https://www.facebook.com/AqilaTambun?bookmark_t=page
https://www.facebook.com/pages/Pondok-Yatim-Daarussalam/146836378807157?ref=hl
https://www.facebook.com/PrismaDaarussalam?ref=hl
Posting Komentar
Komentar Kritik dan Saran yang Membangun sangat Berarti bagi Kami.
Terimakasih sudah mampir di Blog yang Sederhana ini :D
Mohon untuk LIKE Pane Fage Pondok Yatim Daarussalam di Pojok Kanan Atas. Terimakasi..