Selamat datang di Blog Pribadi Untuk Sosial Dan Semua

Definisi Bullying Terhadap Anak

23 Desember 20120 komentar



ciri-ciri yang terkait dengan di bully antara lain:
  • Anak baru di lingkungan itu.
  • Anak termuda atau paling kecil di sekolah.
  • Anak yang pernah mengalami trauma sehingga sering menghindar karena rasa takut
  • Anak penurut karena cemas, kurang percaya diri, atau anak yang melakukan sesuatu karena takut dibenci atau ingin menyenangkan 
  • Anak yang perilakunya dianggap mengganggu orang lain.
  • Anak yang tidak mau berkelahi atau suka mengalah
  • Anak yang pemalu, menyembunyikan perasaannya, pendiam atau tidak mau menarik perhatian orang lain
  • Anak yang paling miskin atau paling kaya.
  • Anak yang ras atau etnisnya dipandang rendah 
  • Anak yang orientasi gender atau seksualnya dipandang rendah 
  • Anak yang agamanya dipandang rendah
  • Anak yang cerdas, berbakat, memiliki kelebihan atau beda dari yang lain 
  • Anak yang merdeka atau liberal, tidak memedulikan status sosial, dan tidak berkompromi dengan norma-norma.
  • Anak yang siap mendemontrasikan emosinya setiap waktu.
  • Anak yang gemuk atau kurus, pendek atau jangkung.
  • Anak yang memakai kawat gigi atau kacamata.
  • Anak yang berjerawat atau memiliki masalah kondisi kulit lainnya.
  • Anak yang memiliki kecacatan fisik atau keterbelakangan mental
  • Anak yang berada di tempat yang keliru pada saat yang salah (bernasib buruk
Sedangkan untuk para pelaku, mereka umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Suka mendominasi anak lain.
  • Suka memanfaatkan anak lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
  • Sulit melihat situasi dari titik pandang anak lain.
  • Hanya peduli pada keinginan dan kesenangannya sendiri, dan tak mau peduli dengan  perasaan anak lain.
  • Cenderung melukai anak lain ketika orangtua atau orang dewasa lainnya tidak ada di sekitar mereka.
  • Memandang saudara-saudara atau rekan-rekan yang lebih lemah sebagai sasaran.
  • Tidak mau bertanggung jawab atas tindakannya.
  • Tidak memiliki pandangan terhadap masa depan atau masa bodoh terhadap akibat dari perbuatannya.
  • Haus perhati
Dampak perilaku bullying.

Tidak semua korban akan menjadi pendukung bullying, namun yang paling memprihatinkan adalah korban-korban yang kesulitan untuk keluar dari lingkaran kekerasan ini. Mereka merasa tertekan dan trauma sehingga mempersepsikan dirinya selalu sebagai pihak yang lemah, yang tidak berdaya, padahal mereka juga asset bangsa yang pasti memiliki kelebihan-kelebihan lain.

Bagaimana anak bisa belajar kalau dia dalam keadaan tertekan? Bagaimana bisa berhasil kalau ada yang mengancam dan memukulnya setiap hari? Sehingga amat wajar jika dikatakan bahwa bullying sangat mengganggu proses belajar mengajar.

Bullying ternyata tidak hanya memberi dampak negatif pada korban, melainkan juga pada para pelaku. Bullying, dari berbagai penelitian, ternyata berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai akademik, dan tindakan bunuh diri. Bullying juga menurunkan skor tes kecerdasan dan kemampuan analisis para siswa. Para pelaku bullying berpotensi tumbuh sebagai pelaku kriminal, jika dibandingkan dengan anak-anak yang tidak melakukan bullying.

Bagi si korban biasanya akan merasakan banyak emosi negatif (marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam) namun tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya tidak berharga.

Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial juga muncul pada para korban. Mereka ingin pindah ke sekolah lain atau keluar dari sekolah itu, dan kalaupun mereka masih berada di sekolah itu, mereka biasanya terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah.Yang paling ekstrim dari dampak psikologis ini adalah kemungkinan untuk timbulnya gangguan psikologis pada korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri,

Pengertian bully atau bullying
Bullying merupakan suatu kejadian yang seringkali tidak terhindarkan terutama di sekolah. Bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok, suatu perilaku mengancam, menindas dan membuat perasaan orang lain tidak nyaman. Seseorang yang bisa dikatakan menjadi korban apabila dia diperlakukan negatif (secara sengaja membuat luka atau ketidak nyamanan melalui kontak fisik, melalui perkataan atau dengan cara lain) dengan jangka waktu sekali atau berkali-kali bahkan sering atau menjadi sebuah pola oleh seseorang atau lebih.

Bullying seringkali terlihat sebagai bentuk-bentuk perilaku berupa pemaksaan atau usaha menyakiti secara fisik maupun psikologis terhadap seseorang atau kelompok yang lebih ‘lemah’ oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempersepsikan dirinya lebih ‘kuat’. Perbuatan pemaksaan atau menyakiti ini terjadi di dalam sebuah kelompok misalnya kelompok siswa satu sekolah.

Bentuk-bentuk bullying, antara lain;

1. Bullying secara fisik: menarik rambut, meninju, memukul, mendorong, menusuk.
2. Bullying secara emosional: menolak, meneror, mengisolasi atau menjauhkan, menekan, memeras, memfitnah, menghina, dan adanya diskriminasi berdasarkan ras, ketidakmampuan, dan etnik. 3. Bullying secara verbal: memberikan nama panggilan, mengejek, dan menggosip.
4. Bullying secara seksual: ekshibisionisme, berbuat cabul, dan adanya pelecehan seksual.

Ada dua jenis pelecehan:
1) ketika korban tidak terlibat dalam suatu konflik, tetapi ditemukan tanpa sengaja dalam situasi di mana mereka adalah tindakan agresi.
2) sebagai akibat dari eskalasi konflik interpersonal;Untuk membuat korban “kambing hitam” adalah contoh dari jenis bullying.

Beberapa faktor yang mungkin meningkatkan kemungkinan terjadinya bullying :
1. budaya organisasi yang mentolerir bullying atau tidak mengakui itu sebagai masalah;
2. perubahan mendadak dalam organisasi, 3. yang ‘ketidakamanan kerja;
4. rendahnya kualitas hubungan antara manajemen dan staf, n Selain rendahnya tingkat kepuasan dengan kepemimpinan;
5. rendahnya kualitas hubungan antara rekan kerja;
6. sangat tinggi tingkat permintaan yang canggih untuk karyawan tidak dapat mempertahankan mereka dari waktu ke waktu;
7. personil kebijakan dan kurangnya nilai-nilai yang sama dengan sekarang tidak cukup, sayangnya, sebagian besar perusahaan;
8. konflik peran;
9. peningkatan secara umum pada tingkat stres yang berhubungan dengan ‘bekerja.
Selain itu, bullying dapat meningkat karena faktor individu dan situasional, seperti diskriminasi, intoleransi, masalah pribadi dan penggunaan alkohol atau obat-obatan, yang terakhir semakin hadir di tempat kerja.

Kesimpulan
Praktek bullying, entah itu pelaku atau korbannya bisa menimpa siapa saja. Anak-anak tentu belum sepenuhnya menyadari kefatalan yang ditimbulkannya. Karena itu, peranan orangtua dalam mencegah dan menolong sangat diharapkan. Dengan keterlibatan orangtua yang notebene lebih matang, mudah-mudahan bisa memutus mata rantai kekerasan di antara mereka.


Syukron Atas Kunjungan Anda..
Mohon Luangkan waktu ANDA sebentar untuk MengKlik Web diBawah ini.
karena Kami sangat membutuhkan bantuan ANDA..







http://freedollar.danatripler.com/

Share this article :

Posting Komentar

Komentar Kritik dan Saran yang Membangun sangat Berarti bagi Kami.
Terimakasih sudah mampir di Blog yang Sederhana ini :D
Mohon untuk LIKE Pane Fage Pondok Yatim Daarussalam di Pojok Kanan Atas. Terimakasi..

 
Support : Qye Ducky | Creating Website | Qye Course | Masduki | PAYTREN YUSUF MANSUR
Copyright © 2016/1437.H qyeowner.com - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Masduki Ibnu Zeeyah
Proudly powered by Blogger