Selamat datang di Blog Pribadi Untuk Sosial Dan Semua

Mengkaji “Maaf”, “Tolong”, dan “Terima Kasih”.

3 Desember 20140 komentar

Sebuah kata yang tak asing lagi kita dengar. Kata yang sederhana, mudah diucapkan tapi terkadang terasa berat merealisasikannya. Kata yang sangat sakti namun sering terabaikan oleh kita, padahal ketiga kata ini memiliki arti yang sangat besar dan bermakna positif bagi siapa saja yang mendengarkannya. Dan saya yakin semua orang tahu bahwa kata ini adalah kata yang sangat indah dan mampu menghantarkan kita menjadi pribadi yang tawa’dhu. Insya Allah. Tiga kata sakti itu adalah “Maaf”, “Tolong”, dan “Terima Kasih”.
MAAF
Nobody’s perfect, sebuah ungkapan yang tekenal, yang mengartikan bahwa Manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
Khullu bani adama khottoun wa khoiru khotto inattawwabun,
Artinya : Setiap anak cucu adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang bersalah mereka yang bertaubat. (Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Mulai dari tukang becak sampai seorang presiden sekalipun).
Bahkan Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wasallam yang merupakan seorang pemimpin terhebat dan terbesar umat manusia pernah berbuat kesalahan dan ditegur oleh Allah Subehanahu wata’ala. Beliau memalingkan pandangan dari seorang buta yang bernama Ummi Maktum yang ingin mendapatkan pengajaran tentang islam.
Teguran Allah ini kepada Nabi Muhammad diabadikan di dalam Al-Qur’an surat ke 80, ‘abasa. Digambarkan saat itu Rasulullah berwajah masam dan memalingkan pandangannya dari si buta Ummi Maktum karena sedang menjamu pembesar-pembesar Quraisy. Dan atas sikap ini Allah menegur beliau. Inilah yang membedakan antara manusia biasa dengan seorang Nabi. Manusia biasa ketika berbuat salah maka Allah akan memberikan ganjaran yang setimpal atas keslahannya, pasti tetapi tidak secara langsung, entah balasannya hari ini, esok, lusa, entahlah, hanya Allah yang Tau. Sedangkan Nabi adalah seorang yang ma’shum yaitu terjaga dari kesalahan, dimana ketika beliau berbuat salah, maka Allah langsung memberikan teguran dengan cara-Nya.
Kalau seorang Nabi saja terjaga dari kesalahan, bagaimana kita ini ? Tapi kenapa rasanya susah sekali mengucapkan kata maaf ? jawabannya adalah karena maaf itu membutuhkan keikhlasan yang luar biasa bagi yang mengucapkannya. Selain itu banyak yang tidak mau mengucapkan kata maaf karena merasa gengsi dan menganggap bahwa meminta maaf itu menandakan kelemahan, kekalahan dan sebagainya.
Padahal tidak seperti itu. Meminta maaf justru akan membuat kita semakin mulia. Bukan hanya di sisi Manusia namun juga di sisi Allah. meminta maaf akan menjadikan kita pribadi yang tawadduh, dan penyayang, sebab meminta maaf akan menumbuhkan rasa kasih sayang diantara sesama. Jika orang yang meminta maaf itu tulus dan ikhlas, maka akan dirasakan oleh orang yang dimintai maaf, apalagi bagi yang memaafkan, sungguh sangat mulia. Kata Allah Orang sering memafkan kesalahan orang lain maka Allah tidak akan menambahkan kecuali kemuliaan.
Orang yang enggan meminta maaf dapat dikategorikan sebagai orang yang sombong, sombong karena tidak merasa tidak bersalah. Kesombongan adalah sifatnya syaitan dan itulah sifat pertama yang ditunjukkan ketika syaitan tidak mau bersujud kepada Nabi Adam. Dan yang peru kita tahu bahwa kesombongan itu akan menghalangi seseorang untuk masuk ke dalam surga, meskipun kesombongan itu teramat kecil. Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walaupun itu sebasar biji sawi.” (HR. Muslim).
Meminta maaf akan menjauhkan kita dari kesombongan karena membuat kita sadar menerima keadaan diri sebagai makhluk Allah yang tidak luput dari kesalahan. Orang yang meminta maaf bukan berarti orang yang kalah, melaingkan seoarang yang menang dalam menguasai emosi yang ada dalam dirinya.
TOLONG
Nah sekarang kita masuk dalam kata sakti kedua yaitu “ tolong. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, maksudnya bahwa manusia itu tidak bisa hidup tanpa bantuan dan pertolongan orang lain. Sehebat dan sekaya apapun kita, dikamin degh, ujung-ujungnya pasti kita membutuhkan yang namanya orang lain. Bahkan ketika kita meniggal, kita masih masih membutuhkan orang lain untuk mengangkat jenazah, menggali dan menguburkan jenasah kita. Lalu mengapa hingga saat ini kata “tolong” itu masih sulit juga kita ucapkan ?
Diantara manusia itu tidak ada perbedaan status, yang membedakannya adalah tingkat ketakwaan kita dihadapan Sang Maha Pencipta, Allah Subehanahu wata’ala. Meminta tolong bukan berarti membuat kita rendah dan lemah, justru Kata tolong akan membuat kita sadar akan keterbatasan yang kita miliki. “ Tolong” membuat kita lebih mampu untuk menerima diri sendiri secara apa adanya dan melihat apa yang bisa kita lakukan dan tidak bisa kita lakukan.
Mengapa kata tolong itu sangat sulit terucap ketika kita menyuruh sesuatu kepada orang lain. Misalnya, ketika kita menyuruh pembantu di rumah kita atau bawahan/ junior yang ada di kantor atau di kampus kita. Menyuruh mereka cuman sekedar memanggil namanya, atau boro-boro kita memanggil namaya, kalau namanya sudah berubah jadi nama-nama penghuni kebun binatang ? hayya gimana ? parah kan. Hehehe. Sebagaian orang merasa tidak perlu perlu membubuhi kata tolong dalam menyuruh seseorang disebabkan karena menganggao bahwa orang yang kita perintahkan itu memenag sedang mengerjakan kewajibannya, contohnya dari pembantu yang telah sy sebutkan diatas, pikiran kita paling “buat apa menyuruh mereka dengan kata minta tolong, kan itu sudah pekerjaannya mereka”.
Kalau dipikir-pikir, memang iyya itu sudah pekerjaan mereka, tapi dengan membubuhi kata tolong dalam menyuruh mereka, setidaknya akan membuat dia lebih senang dan merasa dihargai dengan statusnya. Coba bayangkan jika kita berada di posisi mereka. Mau ngga’ kita disuruh dengan panggilan aneh bin binti sadis ? mau ngga’ kita disuruh dengan suara/panggilan kasar dan ga’ sopan ?, saya sudah pastikan bakalan sakit hati dan akan ada yang namanya dendam kesumat,,hehehehehe (lebay mode on).
Pdahal hidup ini kan seperti roda, kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Kadang kita meminta pertolongan orang lain, di saat orang lain akan meminta pertolongan kepada kita. Sungguh indah jika kita terbiasa hidup dalam suasana salimg tolong menolong, karena islam sendiri mengajarkan kita untuk selalu salaing tolong menaolong. Allah Subeanahu wata’ala berfirman : Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” (QS. Al-Maidah[5] :2).
TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih dalah salah satu bentuk rasa syukur kita kepada Allah Subehanahu wata’ala lewat perantaraan manusia. Syukur sendiri merupakan hal yan diperintahkan oleh Allah Subehanahu wata’ala dalam firman-Nya, “Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan:’sesungguhnya jika kamu brsyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari Inikmat-Ku) sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim[14]:7).
Bukankah dari ayat di atas sudah sangat jelas bahwa Allah akan menambahkan nikmat-Nya ketika kita bersyukur, dan bagi yang ingkar akan mendapat azab. Sebenarnya itu sama saja dengan konsep hubungan kita kepada sesama manusia. Di saat kita mendapatkan bantuan/ pertolongan dari orang lain , lalu kita menghargainya dengan mengucapkan “terima kasih”, maka bisa dipastikan orang itu akan merasa senang dan mau untuk menolong kita lagi di lain kesempatan.
Jangan pernah lupa untuk mengucapkan “terima kasih”, karena itu adalah penghargaan terhadap segala kebaikan yang diberikan oleh orang lain kepada kita. Namun sayangnya, kita sering melupakan kata sakti ini, dan dibiaran berlalu begitu saja. Ucapan terima kasih sangat sulit di ucapkan, karena memang ucapan “terima kasih” membutuhkan ketulusan dari yang mengucapkannya.
Menurut riset, dalam menjalani hubungan dengan orang lain, kata “terima kasih” sekecil apapun dapat membuat hubungan menjadi harmonis dan lebih baik. Coba tanya dari pedagang gado-gado sampai pedagang berlian mereka pasti senang jika dihargai, terlepas dari apapun profesinya, pada dasarnya manusia itu memang suka dihargai.
Yah itulah manusia, fitrahnya suci. Allah Subehanahu Wata’ala memiliki sifat yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Lembut, maka dia suka kasih sayang dan kelembutan. Begitu juga dengan manusia, hatinya akan merasa tentram dan nyaman dengan kasih sayang dan kelembutan.
Selalulah mengingat 3 kata sakti ini, jangan pernah lupa mengucapkan kata, “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih” sebab ketiga kata ini memiliki kekuatan yang luar biasa, bukan saja bagi mereka yang mendengarkannya, tetapi juga bagi mereka yang mengucapkannya. Ketiga kata tersebut akan melatih kita untuk belajar menghargai orang lain. Dengan mampu menghargai orang lain, berarti kita telah belajar menghargai diri kita sendiri.
Ketiga kata ini sangat sakti, dengan sering mengucapkannya akan mampu membangun hubungan yang jauh lebih baik dengan orang lain. Allah senang dengan orang yang selalu menjalin hubungan silaturrahmi. Nah, kalau hubungan sialturrahmi ini sudah terjalin, tinggal menunggu saja bonus dari Allah Subehanahu Wata’ala.
Seperti dalam salah satu hadits yang menjelaskan tentang keutamaan orang yang menjalin silaturrahmi, “barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahmi.” (HR. Muslim).
So, tunggu apa lagi, kalau mau menjadi orang yang sakti mandraguna , biasakanlah memakai 3 kata sakti ini.

Masduki Ibnu Zeeyah, HS
Share this article :

Posting Komentar

Komentar Kritik dan Saran yang Membangun sangat Berarti bagi Kami.
Terimakasih sudah mampir di Blog yang Sederhana ini :D
Mohon untuk LIKE Pane Fage Pondok Yatim Daarussalam di Pojok Kanan Atas. Terimakasi..

 
Support : Qye Ducky | Creating Website | Qye Course | Masduki | PAYTREN YUSUF MANSUR
Copyright © 2016/1437.H qyeowner.com - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Masduki Ibnu Zeeyah
Proudly powered by Blogger