Sebuah
kata yang tak asing lagi kita dengar. Kata yang sederhana, mudah
diucapkan tapi terkadang terasa berat merealisasikannya. Kata yang
sangat sakti namun sering terabaikan oleh kita, padahal ketiga kata ini
memiliki arti yang sangat besar dan bermakna positif bagi siapa saja
yang mendengarkannya. Dan saya yakin semua orang tahu bahwa kata ini
adalah kata yang sangat indah dan mampu menghantarkan kita menjadi
pribadi yang tawa’dhu. Insya Allah. Tiga kata sakti itu adalah “Maaf”, “Tolong”, dan “Terima Kasih”.
MAAF
Nobody’s perfect, sebuah ungkapan yang tekenal, yang mengartikan bahwa Manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
Khullu bani adama khottoun wa khoiru khotto inattawwabun,
Artinya
: Setiap anak cucu adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang bersalah
mereka yang bertaubat. (Setiap manusia pasti pernah melakukan
kesalahan. Mulai dari tukang becak sampai seorang presiden sekalipun).
Bahkan
Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wasallam yang merupakan seorang
pemimpin terhebat dan terbesar umat manusia pernah berbuat kesalahan dan
ditegur oleh Allah Subehanahu wata’ala. Beliau memalingkan pandangan
dari seorang buta yang bernama Ummi Maktum yang ingin mendapatkan
pengajaran tentang islam.
Teguran
Allah ini kepada Nabi Muhammad diabadikan di dalam Al-Qur’an surat ke
80, ‘abasa. Digambarkan saat itu Rasulullah berwajah masam dan
memalingkan pandangannya dari si buta Ummi Maktum karena sedang menjamu
pembesar-pembesar Quraisy. Dan atas sikap ini Allah menegur beliau.
Inilah yang membedakan antara manusia biasa dengan seorang Nabi. Manusia
biasa ketika berbuat salah maka Allah akan memberikan ganjaran yang
setimpal atas keslahannya, pasti tetapi tidak secara langsung, entah
balasannya hari ini, esok, lusa, entahlah, hanya Allah yang Tau.
Sedangkan Nabi adalah seorang yang ma’shum yaitu terjaga dari kesalahan,
dimana ketika beliau berbuat salah, maka Allah langsung memberikan
teguran dengan cara-Nya.
Kalau seorang Nabi saja terjaga dari kesalahan, bagaimana kita ini ? Tapi kenapa rasanya susah sekali mengucapkan kata maaf ? jawabannya
adalah karena maaf itu membutuhkan keikhlasan yang luar biasa bagi yang
mengucapkannya. Selain itu banyak yang tidak mau mengucapkan kata maaf
karena merasa gengsi dan menganggap bahwa meminta maaf itu menandakan
kelemahan, kekalahan dan sebagainya.
Padahal
tidak seperti itu. Meminta maaf justru akan membuat kita semakin mulia.
Bukan hanya di sisi Manusia namun juga di sisi Allah. meminta maaf akan
menjadikan kita pribadi yang tawadduh, dan penyayang, sebab meminta
maaf akan menumbuhkan rasa kasih sayang diantara sesama. Jika orang yang
meminta maaf itu tulus dan ikhlas, maka akan dirasakan oleh orang yang
dimintai maaf, apalagi bagi yang memaafkan, sungguh sangat mulia. Kata
Allah Orang sering memafkan kesalahan orang lain maka Allah tidak akan
menambahkan kecuali kemuliaan.
Orang
yang enggan meminta maaf dapat dikategorikan sebagai orang yang
sombong, sombong karena tidak merasa tidak bersalah. Kesombongan adalah
sifatnya syaitan dan itulah sifat pertama yang ditunjukkan ketika
syaitan tidak mau bersujud kepada Nabi Adam. Dan yang peru kita tahu
bahwa kesombongan itu akan menghalangi seseorang untuk masuk ke dalam
surga, meskipun kesombongan itu teramat kecil. Rasulullah Sallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “tidak akan masuk surga orang yang di dalam
hatinya ada kesombongan walaupun itu sebasar biji sawi.” (HR. Muslim).
Meminta
maaf akan menjauhkan kita dari kesombongan karena membuat kita sadar
menerima keadaan diri sebagai makhluk Allah yang tidak luput dari
kesalahan. Orang yang meminta maaf bukan berarti orang yang kalah,
melaingkan seoarang yang menang dalam menguasai emosi yang ada dalam
dirinya.
TOLONG
Nah
sekarang kita masuk dalam kata sakti kedua yaitu “ tolong. Manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial, maksudnya bahwa manusia itu tidak
bisa hidup tanpa bantuan dan pertolongan orang lain. Sehebat dan sekaya
apapun kita, dikamin degh, ujung-ujungnya pasti kita membutuhkan yang
namanya orang lain. Bahkan ketika kita meniggal, kita masih masih
membutuhkan orang lain untuk mengangkat jenazah, menggali dan
menguburkan jenasah kita. Lalu mengapa hingga saat ini kata “tolong” itu
masih sulit juga kita ucapkan ?
Diantara
manusia itu tidak ada perbedaan status, yang membedakannya adalah
tingkat ketakwaan kita dihadapan Sang Maha Pencipta, Allah Subehanahu
wata’ala. Meminta tolong bukan berarti membuat kita rendah dan lemah,
justru Kata tolong akan membuat kita sadar akan keterbatasan yang kita
miliki. “ Tolong” membuat kita lebih mampu untuk menerima diri sendiri
secara apa adanya dan melihat apa yang bisa kita lakukan dan tidak bisa
kita lakukan.
Mengapa
kata tolong itu sangat sulit terucap ketika kita menyuruh sesuatu
kepada orang lain. Misalnya, ketika kita menyuruh pembantu di rumah kita
atau bawahan/ junior yang ada di kantor atau di kampus kita. Menyuruh
mereka cuman sekedar memanggil namanya, atau boro-boro kita memanggil
namaya, kalau namanya sudah berubah jadi nama-nama penghuni kebun
binatang ? hayya gimana ? parah kan. Hehehe. Sebagaian orang merasa
tidak perlu perlu membubuhi kata tolong dalam menyuruh seseorang
disebabkan karena menganggao bahwa orang yang kita perintahkan itu
memenag sedang mengerjakan kewajibannya, contohnya dari pembantu yang
telah sy sebutkan diatas, pikiran kita paling “buat apa menyuruh mereka
dengan kata minta tolong, kan itu sudah pekerjaannya mereka”.
Kalau
dipikir-pikir, memang iyya itu sudah pekerjaan mereka, tapi dengan
membubuhi kata tolong dalam menyuruh mereka, setidaknya akan membuat dia
lebih senang dan merasa dihargai dengan statusnya. Coba bayangkan jika
kita berada di posisi mereka. Mau ngga’ kita disuruh dengan panggilan
aneh bin binti sadis ? mau ngga’ kita disuruh dengan suara/panggilan
kasar dan ga’ sopan ?, saya sudah pastikan bakalan sakit hati dan akan
ada yang namanya dendam kesumat,,hehehehehe (lebay mode on).
Pdahal
hidup ini kan seperti roda, kadang kita di atas, kadang kita di bawah.
Kadang kita meminta pertolongan orang lain, di saat orang lain akan
meminta pertolongan kepada kita. Sungguh indah jika kita terbiasa hidup
dalam suasana salimg tolong menolong, karena islam sendiri mengajarkan
kita untuk selalu salaing tolong menaolong. Allah Subeanahu wata’ala
berfirman : Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa, dan
janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” (QS.
Al-Maidah[5] :2).
TERIMA KASIH
Ucapan
terima kasih dalah salah satu bentuk rasa syukur kita kepada Allah
Subehanahu wata’ala lewat perantaraan manusia. Syukur sendiri merupakan
hal yan diperintahkan oleh Allah Subehanahu wata’ala dalam firman-Nya,
“Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan:’sesungguhnya jika kamu
brsyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu
mengingkari Inikmat-Ku) sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS.
Ibrahim[14]:7).
Bukankah
dari ayat di atas sudah sangat jelas bahwa Allah akan menambahkan
nikmat-Nya ketika kita bersyukur, dan bagi yang ingkar akan mendapat
azab. Sebenarnya itu sama saja dengan konsep hubungan kita kepada sesama
manusia. Di saat kita mendapatkan bantuan/ pertolongan dari orang lain ,
lalu kita menghargainya dengan mengucapkan “terima kasih”, maka bisa
dipastikan orang itu akan merasa senang dan mau untuk menolong kita lagi
di lain kesempatan.
Jangan
pernah lupa untuk mengucapkan “terima kasih”, karena itu adalah
penghargaan terhadap segala kebaikan yang diberikan oleh orang lain
kepada kita. Namun sayangnya, kita sering melupakan kata sakti ini, dan
dibiaran berlalu begitu saja. Ucapan terima kasih sangat sulit di
ucapkan, karena memang ucapan “terima kasih” membutuhkan ketulusan dari
yang mengucapkannya.
Menurut
riset, dalam menjalani hubungan dengan orang lain, kata “terima kasih”
sekecil apapun dapat membuat hubungan menjadi harmonis dan lebih baik.
Coba tanya dari pedagang gado-gado sampai pedagang berlian mereka pasti
senang jika dihargai, terlepas dari apapun profesinya, pada dasarnya
manusia itu memang suka dihargai.
Yah
itulah manusia, fitrahnya suci. Allah Subehanahu Wata’ala memiliki
sifat yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Lembut, maka dia suka
kasih sayang dan kelembutan. Begitu juga dengan manusia, hatinya akan
merasa tentram dan nyaman dengan kasih sayang dan kelembutan.
Selalulah mengingat 3 kata sakti ini, jangan
pernah lupa mengucapkan kata, “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih”
sebab ketiga kata ini memiliki kekuatan yang luar biasa, bukan saja bagi
mereka yang mendengarkannya, tetapi juga bagi mereka yang
mengucapkannya. Ketiga kata tersebut akan melatih kita untuk belajar
menghargai orang lain. Dengan mampu menghargai orang lain, berarti kita
telah belajar menghargai diri kita sendiri.
Ketiga kata ini sangat sakti, dengan sering mengucapkannya akan mampu membangun hubungan yang jauh lebih baik dengan orang lain. Allah
senang dengan orang yang selalu menjalin hubungan silaturrahmi. Nah,
kalau hubungan sialturrahmi ini sudah terjalin, tinggal menunggu saja
bonus dari Allah Subehanahu Wata’ala.
Seperti
dalam salah satu hadits yang menjelaskan tentang keutamaan orang yang
menjalin silaturrahmi, “barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan
rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah ia menyambung tali
silaturrahmi.” (HR. Muslim).
So, tunggu apa lagi, kalau mau menjadi orang yang sakti mandraguna , biasakanlah memakai 3 kata sakti ini.
Masduki Ibnu Zeeyah, HS
Posting Komentar
Komentar Kritik dan Saran yang Membangun sangat Berarti bagi Kami.
Terimakasih sudah mampir di Blog yang Sederhana ini :D
Mohon untuk LIKE Pane Fage Pondok Yatim Daarussalam di Pojok Kanan Atas. Terimakasi..