ورُوحُ القُدْسِ
لَـيْسَ لَهُ كِفَاءُ
“Malaikat
Jibril itu tidak ada yang semisalnya (tandingannya)”
Jadi istilah
se-kufu’ maksudnya adalah sepadan, sesuai, semisal. Sepadan disini
adalah kesepadanan antara calon suami dan calon istri satu dengan yang lainnya,
dan kesepadanan yang dimaksud bisa ditinjau dalam banyak aspek.
Kadang kala
kesesuaian itu bisa dilihat dari fisik. Jika ada laki-laki yang ganteng
semestinya ia sepadan dengan gadis yang cantik. Jika ada perempuan yang
berdarah biru, biasanya ia juga akan sepadan degan laki-laki yang juga berdarah
biru. Jika ada laki-laki terpelajar ia akan pas jika menikah dengan perempuan
yang juga berpendidikan.
Walaupun ada
saja cinta yang tertambat yang jika kita amati seakan antara keduaya tidak ada
kesesauin yang nyata. Tidak sedikit perempuan cantik justru menikah dengan laki
yang biasa saja (untuk tidak menyebut jelek), pun begitu dengan laki-laki kaya,
kadang malah menyukai perempuan yang biasa-biasa saja.
Ayat Al-Quran
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ
لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Wanita-wanita yang keji adalah
untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita
yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik
dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”
Tema Ayat
Surat An-Nur secara umum memang
memberikan banyak pengajaran tentang tema kesucian, oleh karenanya para ulama
sering berpesan agar perempuan muslimah sering membaca surat ini; surat cinta
dari Sang Pencipta tentang kesucian, walaupun dilain pihak laki-laki dianjurkan
untuk sering mentadaburi surat At-Taubah yang banyak memberikan pengajaran
tentang pentingnya sebuah kejujuran, agar diri jauh dari sifat munafiq.
QS. An-Nur: 26 ini adalah ayat
penutup yang Allah turunkan untuk menyatakan tentang kesucian Aisyah ra istri
Rasulullah SAW dari tuduhan keji yang tersiar bahwa Aisyah ra sudah berlaku
mesum dengan Sufyan bin Muatthal. Penjelasan tentang kesucian Aisyah ra itu
dimulai dari QS. An-Nur: 11-20.
Dalam ceritanya, seperti yang
dituturkan oleh Aisyah ra sendiri, bahwa dalam tradisinya ketika hendak
melakukan perjalanan Rasulullah SAW selalu mengundi istri-istrinya dalam sebuah
bentuk undian, dan nama yang terpilih itulah istri yang akan menemani
Rasulullah SAW keluar.
Ketika Rasulullah SAW hendak
keluarga dalam ekspedesi perang Bani Musthaliq, nama Aisyah ra-lah yang keluar,
sehingga dalam ekspedisi itu beliau yang menemani Rasulullah SAW.
Posting Komentar
Komentar Kritik dan Saran yang Membangun sangat Berarti bagi Kami.
Terimakasih sudah mampir di Blog yang Sederhana ini :D
Mohon untuk LIKE Pane Fage Pondok Yatim Daarussalam di Pojok Kanan Atas. Terimakasi..