Kata "gosip" kerap mendapat konotasi
negatif. Para ahli bahasa Indonesia mengartikan gosip sebagai obrolan tentang
orang lain. Sementara psikolog berpendapat, obrolan itu bisa berakibat baik,
bisa juga berakibat buruk. Salah satu yang melontarkan pendapat tersebut adalah
Frank McAndrew, profesor di bidang psikologi dari Knox College, Amerika
Serikat. McAndrew adalah profesor yang khusus mendalami ilmu seputar perilaku
heroik dan kebiasaan bergosip dari sudut pandang psikologi.
Menurutnya, kita tidak perlu terlalu mencemaskan
gosip, karena ini adalah bagian dari kehidupan manusia. Mengapa demikian?
Sebagai manusia, kita memiliki naluri untuk berkelompok dengan manusia lain
yang usia dan jenis kelaminnya sama. Setelah menemukan kelompok, timbul
keinginan dalam diri kita untuk mempertahankan keutuhannya. Salah satu caranya
adalah dengan berbagi cerita. Sebab, berbagi cerita atau bergosip dapat
menambah kedekatan sesama anggota kelompok itu.
Ada banyak keuntungan positif yang bisa kita
dapat dari bergosip yang terungkap dalam penelitian-penelitian yang dilakukan
oleh McAndrew. Beberapa di antaranya adalah:
Menjalin kepercayaan.
"Berbagi cerita pribadi, sama artinya dengan menitipkan kepercayaan. Teman
yang mendengarkan seharusnya bisa menjaganya," ujar McAndrew. Hal ini melatih
kita untuk mau berbagi dan percaya dengan orang lain. Sebaliknya, kalau kita
bertindak sebagai pendengar, gosip adalah ujian bagi keteguhan kita menjaga
rahasia orang lain.
Menambah keakraban. Berbagi rahasia
merupakan salah satu sarana untuk mempererat hubungan. Menurut McAndrew, ketika
kita menceritakan suatu rahasia, terbentuk lah ikatan psikologis antara kita
dengan teman yang mendengarkan. Ini yang menyebabkan kita menganggap orang lain
yang tidak mau berbagai rahasia sebagai orang luar.
Mencairkan kebekuan. Kalau kita
termasuk orang yang sulit memulai komunikasi, gosip ringan seputar kehidupan
sehari-hari atau gosip tentang orang terkenal bisa menjadi senjata ampuh
untuk mencairkan kebekuan suasana. McAndrew menyebutnya "The Power of the
Particular". Adanya kesamaan pemahaman akan satu hal bisa membuat dua
orang yang tadinya tidak begitu akrab menjadi lebih dekat.
Mengontrol perilaku. Gosip
dapat menjadi sarana ampuh bagi kita untuk lebih mawas diri dan tidak bertindak
di luar norma masyarakat. Menurut McAndrew, gosip juga bisa menjadi semacam
sarana "belajar" bagi para remaja. "Orang-orang muda menyerap
begitu saja banyak hal dari gosip seputar kisah kehidupan orang terkenal.
Mereka menjadikan para selebriti sebagai panutan. Ini terlihat dari bagaimana
para remaja meniru role model-nya. Mulai dari cara berpakaian, cara mereka
menjalani hubungan asmara, hingga perilaku mereka di dunia sosial," papar
McAndrew.
Melatih nalar. Banyak informasi
yang kita dengar, belum tentu semuanya benar. Sebab itu, kita perlu menyaring
mana yang hanya rumor, dan mana yang fakta. Mana yang merugikan, dan mana yang
bermanfaat. Inilah yang disebut sebagai latihan nalar dan kecerdasan.
Posting Komentar
Komentar Kritik dan Saran yang Membangun sangat Berarti bagi Kami.
Terimakasih sudah mampir di Blog yang Sederhana ini :D
Mohon untuk LIKE Pane Fage Pondok Yatim Daarussalam di Pojok Kanan Atas. Terimakasi..