Contextual
Teaching and Learning (CTL)
merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk
memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa
memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk
mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL
disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
Rasional
Dalam
Contextual teaching and learning (CTL) diperlukan sebuah pendekatan yang lebih
memberdayakan siswa dengan harapan siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan
dalam benak mereka, bukan menghafalkan fakta. Disamping itu siswa belajar
melalui mengalami bukan menghafal, mengingat pengetahuan bukan sebuah perangkat
fakta dan konsep yang siap diterima akan tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi
oleh siswa. Dengan rasional tersebut pengetahuan selalu berubah sesuai dengan
perkembangan jaman.
Pemikiran Tentang Belajar
Proses
belajar anak
dalam belajar dari mengalami sendiri, mengkonstruksi pengetahuan, kemudian
memberi makna pada pengetahuan itu. Transfer belajar; anak harus tahu
makna belajar dan menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang diperolehnya
untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Siswa sebagai pembelajar;
tugas guru mengatur strategi belajar dan membantu menghubungkan pengetahuan
lama dengan pengetahuan baru, kemudian memfasilitasi kegiatan belajar. Pentingnya
lingkungan belajar; siswa bekerja dan belajar secara di panggung guru
mengarahkan dari dekat.
Hakekat
Komponen
pembelajaran yang efektif meliputi:
Konstruktivisme, konsep ini yang menuntut siswa untuk menyusun dan membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan tertentu. Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Strategi pemerolehan pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa mendapatkan dari atau mengingat pengetahuan.
Konstruktivisme, konsep ini yang menuntut siswa untuk menyusun dan membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan tertentu. Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Strategi pemerolehan pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa mendapatkan dari atau mengingat pengetahuan.
Tanya
jawab, dalam
konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik oleh guru maupun oleh
siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir siswa, seangkan
pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan. Tanya jawab dapat diterapkan
antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, siswa dengan guru, atau siswa
dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.
Inkuiri, merupakan siklus proses dalam
membangun pengetahuan/ konsep yang bermula dari melakukan observasi, bertanya,
investigasi, analisis, kemudian membangun teori atau konsep. Siklus inkuiri
meliputi; observasi, tanya jawab, hipoteis, pengumpulan data, analisis data,
kemudian disimpulkan.
Komunitas
belajar, adalah
kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk
berbagi pengalaman dan gagasan. Prakteknya dapat berwujud dalam; pembentukan
kelompok kecil atau kelompok besar serta mendatangkan ahli ke kelas, bekerja
dengan kelas sederajat, bekerja dengan kelas di atasnya, beekrja dengan masyarakat.
Pemodelan, dalam konsep ini kegiatan
mendemontrasikan suatu kinerja agar siswa dapat mencontoh, belajr atau
melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan. Guru memberi model
tentang how to learn (cara belajar) dan guru bukan satu-satunya
model dapat diambil dari siswa berprestasi atau melalui media cetak dan
elektronik.
Refleksi, yaitu melihat kembali atau
merespon suatu kejadian, kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk
mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar
dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Adapun realisasinya adalah;
pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu, catatan dan
jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran pada hari
itu, diskusi dan hasil karya.
Penilaian
otentik,
prosedur penilaian yang menunjukkan kemampuan (pengetahuan, ketrampilan sikap)
siswa secara nyata. Penekanan penilaian otentik adalah pada; pembelajaran
seharusnya membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu, bukan pada
diperolehnya informasi di akhr periode, kemajuan belajar dinilai tidak hanya
hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan berbagai cara, menilai pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh siswa.
Penerapan CTL dalam pembelajaran
Kembangkan
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,
menemukan sendiri dan engkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru.
Lakukan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua toipik. Kembangkan sifat
keingin tahuan siswa dengan cara bertanya. Ciptakan masyarakat belajar (belajar
dalam kelompok-kelompok). Hadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran.
Lakukan refleksi pada akhir pertemuan. Lakukan penilaian otentik yang
betul-betul menunjukkan kemampuan siswa.
Syukron Atas Kunjungan
Anda..
Mohon Luangkan waktu
ANDA sebentar untuk MengKlik Web diBawah ini.
karena Kami sangat membutuhkan bantuan ANDA..
karena Kami sangat membutuhkan bantuan ANDA..
Posting Komentar
Komentar Kritik dan Saran yang Membangun sangat Berarti bagi Kami.
Terimakasih sudah mampir di Blog yang Sederhana ini :D
Mohon untuk LIKE Pane Fage Pondok Yatim Daarussalam di Pojok Kanan Atas. Terimakasi..