Pengamatan : usaha manusia untuk mengenal dunia
riil, baik mengenal diri sendiri, maupun mengenal dunia sekitarnya melalui
panca inderanya, yaitu dengan: melihat, mendengar, membau, meraba, dan
mengecap.
Firman Allah SWT : “Dan
sesungguhnya Aku jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan jin dan manusia,
mereka punya hati tetapi tidak mereka pergunakan untuk memahami ayat Allah,
mereka punya mata tetapi tidak mereka
pergunakan untuk melihat ayat – ayat Nya, mereka punya telinga tetapi tidak
mereka pergunakan untuk mendengar petunjuk – petunjuk dari Allah, mereka itu
seperti binatang bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang – orang yang
melengahkan.” ( Qs.Al A’raf 179 )
Agar orientasi pengamatan dapat
berhasil dengan baik, maka diperlukan aspek pengaturan terhadap objek yang
diamati, yaitu:
1. Aspek pengaturan menurut sudut
pandang ruang.
Dunia pengamatan dilukiskan dalam
pengertian-pengertian: atas-bawah, kanan-kiri, jauh-dekat, tinggi-rendah.
2. Aspek pengaturan menurut sudut pandang
waktu.
Dunia pengamatan dilukiskan dalam
pengertian-pengertian: masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.
3. Aspek pengaturan menurut sudut
pandang Gestalt.
Obyek yang diamati diberi arti
sebagai suatu kesatuan yang utuh, bukan sebagai bagian yang terlepas-lepas.
Misal: dalam melihat rumah dipandang sebagai suatu bangunan secara utuh, bukan
dipandang sebagai pakunya atau batu batanya.
Pengamatan merupakan dasar bagi setiap pengalaman dan pengetahuan
seseorang. Fungsi pengamatan disebut fungsi
reseptif ( menerima ) dan berlaku pada masa sekarang.
Pengamatan terjadi jika ada :
a.
Perangsang
b.
Alat
indera
c.
Otak
d.
Perhatian
Pengamatan merupakan
gerbang bagi masuknya
pengaruh dari luar
ke dalam individu subjek
didik, dan karena itu
pengamatan penting artinya
bagi pembelajaran. Untuk kepentingan
pengaturan proses pembelajaran,
para pendidik perlu
memahami keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan
secara analitis manakah di antara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang
paling dominan peranannya dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya
menyepakati bahwa unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain,
perolehan informasi pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan
melalui penglihatan dan pendengaran.
Jika demikian, para pendidik perlu
mempertimbangkan penampilan alat-alat peraga di dalam penyajian material pembelajaran
yang dapat merangsang
optimalisasi daya penglihatan dan pendengaran subjek didik karena
membantu lebih berhasilnya belajar siswa.Oleh: Masduki Ibnu Zeeyah
Posting Komentar
Komentar Kritik dan Saran yang Membangun sangat Berarti bagi Kami.
Terimakasih sudah mampir di Blog yang Sederhana ini :D
Mohon untuk LIKE Pane Fage Pondok Yatim Daarussalam di Pojok Kanan Atas. Terimakasi..