HomeFIQIH DAKWAH "PENUHIN HAK ALLAH DULU"
FIQIH DAKWAH "PENUHIN HAK ALLAH DULU"
Ada yang punya hutang tak terbayar, ada yang belum kunjung menikah, ada
yang sedang diuji dengan kesehatannya, ada yang sedang diuji dengan
rumah tangganya.
Ada yang
sedang diuji dengan anak keturunannya, ada yang sedang diuji dengan
sekolah dan kuliahnya, pekerjaan dan usahanya, dan ada yang diuji dengan
Patungan Usahanya, he he he. Itu saya ya? He he he.
Maka bila
itu terjadi, coba lihat hak-hak Allah. Jangan-jangan hak-hak Allah
selama ini terabaikan. Kurang terpenuhi dengan baik. Penuhi hak-hak
Allah, maka Allah akan lebih perhatikan kita semua.
Tapi bila
kita mau sedikit merenungi hak-hak Allah, atau kewajiban kita kepada
Allah, sampai ke perbuatan-perbuatan yang Allah senangi
(mustahab/sunnah), rasanya kita akan jatuh satu demi satu.
Sehingga boleh jadi situasi sulit dan permasalahan yang terjadi, terdengar seperti peringatan bagi kita.
“Dan kami timpakan sebagian azab dunia kepada mereka sebelum datang azab yang besar, supaya mereka kembali.” (as Sajdah: 21).
Kalau kita ambil garis lurus, kehidupan sehari-hari, selama 24 jam,
maka kita bakal tahu betapa kita sungguh telah banyak menyimpang.
Allah menyuruh kita bangun malam, sebagai amalan awal, yang Allah
sangat sukai, termasuk witir. Lalu Allah mendatangi kita, dan menunggu
kita datang, untuk sujud, ruku, dan berdoa kepada-Nya.
Tapi apa yang terjadi? Kita mengabaikan. Tidak menaruh perhatian sangat. Seadanya. Malah cenderung bener-bener melupakan.
Allah menyuruh kita beristighfar di waktu sahur, baca Qur’an jelang shubuh, plus puncaknya shalat shubuh berjamaah di masjid.
Ternyata segala amalan yang menjadi hak Allah di awal pagi ini, plus amalan yang Allah sukai, sudah berantakan.
Bagaimana dengan amalan di pagi, siang, sore, dan malam hari? Seperti
dhuha, shalat berjamaah setiap waktu, bersedekah, bertasbih pagi dan
petang, bershalawat, berzikir, berbuat baik. Bisa-bisa skornya jelek
sekali.
Belum lagi soal maksiat kita, soal dosa kita, soal kita
yang senang menyakiti orang, senang membuat orang rugi, cara kita
mencari rizki, dan lain sebagainya, yang menambah penilaian wajar: Wajar
jadi orang susah.
Kembalilah kepada Allah. Penuhi hak-haknya Allah. Insya Allah, Allah akan membantu kita di setiap keadaan. Salam.
Posting Komentar
Komentar Kritik dan Saran yang Membangun sangat Berarti bagi Kami.
Terimakasih sudah mampir di Blog yang Sederhana ini :D
Mohon untuk LIKE Pane Fage Pondok Yatim Daarussalam di Pojok Kanan Atas. Terimakasi..