* Buletin PRISMA *
Hikam :
Dan bergeraklah menuju ampunan Allah
yang memiliki surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang dijanjikan untuk
orang-orang bertaqwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu
lapang maupun di waktu sempit dan orang-orang yang suka menahan amarahnya dan
memaafkan kesalahan orang, Allah menunjuki orang-orang yang suka berbuat
kebajikan.
Marah itu dapat merusak iman, seperti
pahitnya jadam merusak manisnya madu. Tidaklah dikatakan pemberani karena
seseorang cepat meluapkan amarahnya. Seorang pemberani adalah orang yang dapat
menguasai diri dan hawa nafsunya ketika dia marah.
Dari Abu Hurairah, bahwasanya seorang
laki-laki berkata kepada Rasulullah saw: "Berilah nasehat kepadaku,
Rasulullah bersabda janganlah kamu marah lalu beliau mengulanginya janganlah
kamu marah."
Amarah tidak mutlak seratus persen
terlarang karena amarah itu bagian dari karunia Allah swt. Yang harus kita
ketahui amarah bagaimana yang bisa membawa barokah dan amarah bagaimana yang
bisa mendatangkan musibah.
Menurut Rasulullah marah itu seperti
jadam yang merusak manisnya madu. Sekuat apapun keimanan seseorang kalau dia
pemarah bisa rusak keimannya.
Ada orang yang lambat marahnya, lambat
redanya dan lama bermusuhannya ini termasuk marah yang jelek. Ada juga orang
yang cepat marah cepat juga redanya, ini termasuk marah yang kurang bagus. Ada
juga orang yang cepat marah dan lambat redanya ini termasuk marah yang paling
jelek. Dan yang paling bagus adalah lambat marahnya cepat redanya
Berbahagialah bagi orang yang punya
kesadaran untuk menahan amarahnya, bukan tidak boleh marah tapi tahan
sekuat-kuatnya. Kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat ramah, sopan kepada
kita, makin banyak harapan kita kepada orang makin berpeluang kita sakit hati,
jadi kita tidak bisa memaksa orang lain bersikap seperti yang kita inginkan.
Yang harus kita usahakan, kita harus bisa menyikapi orang lain dengan sikap
terbaik, apapun yang mereka lakukan.
Jadi kalau ada orang yang marah jangan
ditentang tapi diterima, bukannya membenarkan kemarahan tapi memahaminya untuk
damai. Dengan adanya amarah kita bela keluarga kita, dengan adanya amarah kita
bela agama dan dengan adanya amarah kita bela orang lemah.
Rasulullah marah pada saat yang tepat
dengan alasan yang tepat hasilnya manfaat. Seperti pada saat pembagian harta
setelah perang Hunaim berakhir. Kaum anshor menyebut Rasul tidak adil. Rasul
marah dan berkata: "Jika Allah dan rasulnya tidak adil maka siapa lagi
yang adil. Marahnya Rasul singkat, punya makna, mendalam dan tidak meyakiti
siapapun tapi membangkitkan kesadaran. Yang paling penting kalau kita marah
orang bisa berubah menjadi lebih baik, tanpa terluka dan tanpa kita berperilaku
dzalim.
Menahan amarah adalah dengan cara,
banyak istigfar banyak membaca taudz, berwudhu atau pindah dari tempat
tersebut. Jangan biarkan kita berada di tempat yang memancing kemarahan dan
jika kita sudah marah sebaiknya kita bertaubat kepada Allah swt.
Bundel by PRISMA --- Juni ‘12
Syukron Atas Kunjungan
Anda..
Mohon Luangkan waktu
ANDA sebentar untuk MengKlik Web diBawah ini.
karena Kami sangat membutuhkan bantuan ANDA..
karena Kami sangat membutuhkan bantuan ANDA..
Posting Komentar
Komentar Kritik dan Saran yang Membangun sangat Berarti bagi Kami.
Terimakasih sudah mampir di Blog yang Sederhana ini :D
Mohon untuk LIKE Pane Fage Pondok Yatim Daarussalam di Pojok Kanan Atas. Terimakasi..