* Buletin PRISMA *
Semakin kita sering menganggap diri
penuh jasa dan penuh kebaikan pada orang lain, apalagi menginginkan orang lain
tahu akan jasa dan kebaikan diri kita, lalu berharap agar orang lain
menghargai, memuji, dan membalasnya maka semua ini berarti kita sedang
membangun penjara untuk diri sendiri dan sedang mempersiapkan diri mengarungi
samudera kekecewaan dan sakit hati.
Ketahuilah bahwa semakin banyak kita
berharap sesuatu dari selain Allah SWT, maka semakin banyak kita akan mengalami
kekecewaan. Karena, tiada sesuatu apapun yang dapat terjadi tanpa ijin Allah.
Sesudah mati-matian berharap dihargai makhluk dan Allah tidak menggerakkan orang
untuk menghargai, maka hati ini akan terluka dan terkecewakan karena kita
terlalu banyak berharap kepada makhluk. Belum lagi kerugian di akhirat karena
amal yang dilakukan berarti tidak tulus dan tidak ikhlas, yaitu beramal bukan
karena Allah.
Selayaknya kita menyadari bahwa yang
namanya jasa atau kebaikan kita terhadap orang lain, sesungguhnya bukanlah kita
berjasa melainkan Allah-lah yang berbuat, dan kita dipilih menjadi jalan
kebaikan Allah itu berwujud. Sesungguhnya terpilih menjadi jalan saja sudah lebih
dari cukup karena andaikata Allah menghendaki kebaikan itu terwujud melalui
orang lain maka kita tidak akan mendapat ganjarannya.
Jadi, ketika ada seseorang yang sakit,
lalu sembuh berkat usaha seorang dokter. Maka, seberulnya bukan dokter yang
menyembuhkan pasien tersebut, melainkan Allah-lah yang menyembuhkan, dan sang
dokter dipilih menjadi jalan. Seharusnya dokter sangat berterima kasih kepada
sang pasien karena selain telah menjadi ladang pahala untuk mengamalkan
ilmunya, juga telah menjadi jalan rizki dari Allah baginya. Namun, andaikata
sang dokter menjadi merasa hebat karena jasanya, serta sangat menuntut
penghormatan dan balas jasa yang berlebihan maka selain memperlihatkan
kebodohan dan kekurangan imannya juga semakin tampak rendah mutu kepribadiannya
(seperti yang kita maklumi orang yang tulus dan rendah hati selalu bernilai
tinggi dan penuh pesona). Selain itu, di akhirat nanti niscaya akan termasuk
orang yang merugi karena tidak beroleh pahala ganjaran.
Juga, tidak selayaknya seorang ibu menceritakan
jasanya mulai dari mengandung, melahirkan, mendidik, membiayai, dan lain-lain
semata-mata untuk membuat sang anak merasa berhutang budi. Apalagi jika
dilakukan secara emosional dan proporsional kepada anak-anaknya, karena hal
tersebut tidak menolong mengangkat wibawa sang ibu bahkan bisa jadi yang
terjadi adalah sebaliknya. Karena sesungguhnya sang anak sama sekali tidak
memesan untuk dilahirkan oleh ibu, juga semua yang ibunya lakukan itu adalah
sudah menjadi kewajiban seorang ibu.
Percayalah bahwa kemuliaan dan
kehormatan serta kewibawaan aeorang ibu/bapak justru akan bersinar-sinar
seiring dengan ketulusan ibu menjalani tugas ini dengan baik, Insya Allah.
Allah-lah yang akan menghujamkan rasa cinta di hati anak-anak dan menuntunnya
untuk sanggup berbalas budi.
Seorang guru juga harus bisa menahan
diri dari ujub dan merasa berjasa kepada murid-muridnya. Karena memang
kewajiban guru untuk mengajar dengan baik dan tulus. Dan memang itulah rizki
bagi seseorang yang ditakdirkan menjadi guru. Karena setiap kebaikan yang
dilakukan muridnya berkah dari tuntunan sang guru akan menjadi ganjaran tiada
terputus dan dapat menjadi bekal penting untuk akhirat. Kita boleh bercerita
tentang suka duka dan keutamaan mengajar dengan niat bersyukur bukan ujub dan takabur.
Perlu lebih hati-hati menjaga lintasan
hati dan lebih menahan diri andaikata ada salah seorang murid kita yang sukses,
jadi orang besar. Biasanya akan sangat gatal untuk mengumumkan kepada siapapun
tentang jasanya sebagai gurunya plus kadang dengan bumbu penyedap cerita yang
kalau tidak pada tempatnya akan menggelincirkan diri dalam riya dan dosa.
Andaikata ada sebuah mobil yang mogok
lalu kita membantu mendorongnya sehingga mesinnya hidup dan bisa jalan dengan
baik. Namun ternyata sang supir sama sekali tidak berterima kasih. Jangankan
membalas jasa, bahkan menengok ke arah kita pun tidak sama sekali.. andaikata
kita merasa kecewa dan dirugikan lalu dilanjutkan dengan acara menggerutu,
menyumpahi, lalu menyesali diri plus memaki sang supir. Maka lengkaplah
kerugiannya lahir maupun batin. Dan tentu saja amal pun jadi tidak berpahala
dalam pandangan Allah karena tidak ikhlas, yaitu hanya berharap balasan dari
makhluk.
Seharusnya yang kita yakini sebagai
rizki dan keberuntungan kita adalah takdir diri ini diijinkan Allah bisa
mendorong mobil. Silahkan bayangkan andaikata ada mobil yang mogok dan kita
tidak mengetahuinya atau kita sedang sakit tidak berdaya, niscaya kita tidak
mendapat kesempatan beramal dengan mendorong mobil. Atau diri ini sedang sehat
perkasa tapi mobil tidak ada yang mogok, lalu kita akan mendorong apa?
Takdir mendorong mobil adalah investasi
besar, yakni kalau dilaksanakan penuh dengan ketulusan niscaya Allah yang Maha
Melihat akan membalasnya dengan balasan yang mengesankan. Bukankah kita tidak
tahu kapan kita akan mendapatkan kesulitan di perjalanan, maka takdir beramal
adalah investasi.
Mari kita bersungguh-sungguh untuk terus
berbuat amal kebajikan sebanyak mungkin dan sesegera mungkin. Setelah itu mari
kita lupakan seakan kita tidak pernah melakukannya, cukuplah Allah yang Maha
Melihat saja yang mengetahuinya. Allah SWT pasti menyaksikannya dengan sempurna
dan membalasnya dengan balasan yang sangat tepat baik waktu, bentuk, ataupun
momentumnya. Salah satu ciri orang yang ikhlas menurut Imam Ali adalah senang
menyembunyikan amalannya bagai menyembunyikan aib-aibnya.
Selamat berbahagia bagi siapapun yang
paling gemar beramal dan paling cepat melupakan jasa dan kebaikan dirinya,
percayalah hidup ini akan jauh lebih nikmat, lebih ringan, dan lebih indah.
Insya Allah.***
Bundel by PRISMA --- Juni ‘12
Syukron Atas Kunjungan
Anda..
Mohon Luangkan waktu
ANDA sebentar untuk MengKlik Web diBawah ini.
karena Kami sangat membutuhkan bantuan ANDA..
karena Kami sangat membutuhkan bantuan ANDA..
Posting Komentar
Komentar Kritik dan Saran yang Membangun sangat Berarti bagi Kami.
Terimakasih sudah mampir di Blog yang Sederhana ini :D
Mohon untuk LIKE Pane Fage Pondok Yatim Daarussalam di Pojok Kanan Atas. Terimakasi..